Minggu, 08 November 2009

Sistem informasi manajemen

1. Konsep Dasar Sistem Informasi

Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan keputusan. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis seperti terlihat pada Para manajer di berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan lebih mudah untuk menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia.

Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru. Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk

yang lebih memiliki arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk men-transfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak atau aktivitas-aktivitas yang akan menggunakan. Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik (feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di tahap input berikutnya.Sesungguhnya, konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya

komputer.

Sebelum pertengahan abad ke-20, pada masa itu masih digunakan kartu punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Namun demikian para pengguna - khususnya dilingkungan perusahaan masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasi akuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan data elektronik (PDE). Dalam tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang menggunakan silicon chip circuitry dengan kemampuan pemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasi komputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep sistem informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputer adalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen. Ketika itu mulai terlihat jelas bahwa komputer mampu mengisi kesenjangan akan alat bantu yang mampu menyediakan informasi manajemen. Konsep SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapa perusahaan dan institusi pemerintah dengan skala besar seperti Departemen Keuangan khususnya untuk menangani pengelolaan anggaran, pembiayaan dan penerimaan negara. banyak organisasi mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan, misalnya:

* kekurangpahaman para pemakai tentang computer,

* Sistem Informasi Manajemen kekurang pahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis

dan peran manajemen,

* relatif mahalnya harga perangkat komputer,

* serta terlalu berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapat

* membangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapat

mendukung semua lapisan manajer.

2. Pengguna Sistem Informasi Manajemen

Sebagai pengguna sistem informasi manajemen, tingkatan manajemen ini dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan,yaitu:

- Manajer tingkat perencanaan stratejik (strategic planning);merupakan manajer tingkat atas,

seperti para jajaran Menteri, para eselon I, di mana keputusan-keputusan yang

dibuatnya berkenaan dengan perencanaan stratejik yang meliputi proses evaluasi lingkunganluar

organisasi, penetapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi organisasi.

- Manajer tingkat pengendalian manajemen (management control); yang dikenal juga dengan

istilah manajer tingkat menengah, mempunyai tanggung jawab untuk menjabarkan rencana

stratejik yang sudah ditetapkan ke dalam pelaksanaannya dan meyakinkan bahwa tujuan

organisasi akan tercapai. Termasuk dalam kelompok ini misalnya adalah Pejabat Eselon II,

kepala Kantor Wilayah, Kepala Dinas, dan Eselon III, Kepala Bagian/Bidang.

- Manajer tingkat pengendalian operasi (operational control) merupakan manajer tingkat bawah

misalnya eselon IV dan V, bertanggung jawab melaksanakan rencana yang sudahditetapkan

oleh manajer tingkat menengah, yang terwujud dalam operasi/kegiatan organisasi.

3. Kegunaan / Fungsi Sistem Informasi Manajemen

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing- masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para

pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.

2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi

secara kritis.

3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.

4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.

5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.

6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem

informasi dan teknologi baru.

7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.

8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi- transaksi,

mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau

pelayanan mereka.

9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat

berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.

10. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada

tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.

11. SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan

Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan

diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap

bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam

sistem ini pengambil keputusan dianggap:

a. Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-

masing.

b. Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia

membuat urutan kepentingan semua alternatif.

c. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan,

atau kegunaan.

Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang rasional yang

secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan berdasarkan kepentingan

hasilnya, dan memilih alternatif yang membawa kepada hasil yang

terbaik/maksimal. Model kuantitatif pengambilan keputusan biasanya adalah model

sistem keputusan tertutup.

Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada dalam

suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi

oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi

lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya

rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya dalam batas yang

dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas alternatif, kemampuan

menangani suatu model keputusan, dan sebagainya.

12. SIM Berdasarkan Aktivitas/Kegiatan Manajemen

Kegiatan dan proses informasi untuk tiga tingkat adalah saling berhubungan.

Contohnya pengendalian inventaris pada tingkatan operasional bergantung pada

proses yang tepat dari transaksi; pada tingkat dari pengendalian manajemen,

pembuatan keputusan tentang keamanan persediaan dan frekuensi memesan lagi

bergantung pada pembetulan ringkasan dari hasil operasi-operasi; pada tingkat

strategi, hasil dalam operasi-operasi dan pengendalian manajemen yang

dihubungkan pada tujuan-tujuan strategi, saingan tindak tanduk dan sebagainya

untuk mencapai strategi inventaris. Tampaknya terdapat kontras tajam antara ciri-ciri

informasi untuk perencanaan pengendalian dan taktis berada di tengahnya. Tabel 6

menunjukkan perbedaan tujuh macam ciri. Dengan melihat perbedaan ini, sistem

informasi untuk perencanaan strategik tidaklah identik dengan sistem informasi untuk

pengendalian operasional.

13. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Operasional

Pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan operasional

dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional menggunakan

prosedur dan aturan keputusan yang sudah ditentukan lebih dahulu. Sebagian besar

keputusan bisa diprogramkan.

Pendukung pemrosesan untuk pengendalian operasi terdiri dari :

a. Proses transaksi

b. Proses laporan

c. Proses pemeriksaan

Beberapa contoh di bawah ini menggambarkan jenis dukungan keputusan yang

dapat dibuat dalam sistem pengendalian operasional :

a. Suatu transaksi penarikan kembali sediaan menghasilkan suatu dokumen transaksi.

Pengolahan transaksi juga dapat menyelidiki persediaan yang ada, dan memutuskan

apakah suatu pesanan pembelian sediaan harus diadakan.

b. Suatu pemeriksaan terhadap file pegawai menjelaskan keperluan

untuk suatu posisi. Komputer menyelidiki file pegawai menggunakan program untuk

memilih kandidat secara kasar.

c. Laporan rutin dihasilkan secara periodik. Tetapi suatu aturan keputusan yang

diprogramkan dalam suatu prosedur pengolahan laporan bisa menciptakan laporan

khusus dalam suatu bidang masalah. Contoh : suatu analisis pesanan yang masih

belum dilayani setelah 30 hari. 14. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Manajemen

Informasi pengendalian manajemen diperlukan oleh manajer departemen untuk

mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan

keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional, dna mengalokasi sumber

daya.

Proses pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi berikut :

1) Pekerjaan yang telah direncanakan (standar, ekspektasi, anggaran, dll)

2) Penyimpangan dari pekerjaan yang telah direncanakan

3) Sebab penyimpangan

4) Analisis keputusan atau arah tindakan yang mungkin

Database untuk pengendalian manajemen terdiri dari dua elemen utama :

(1) database dari operasional, dan (2) rencana, anggaran, standar, dll yang

mendefinisikan perkiraan tentang pelaksanaan, juga beberapa data eksternal seperti perbandingan industri dan indeks biaya.

Proses untuk mendukung keputusan kegiatan pengendalian manajemen adalah sebagai berikut :

1) Model perencanaan dan anggaran

2) Program-program laporan penyimpangan

3) Model-model analisis masalah

4) Model-model keputusan

5) Model-model pemeriksaan/pertanyaan Keluaran dari sistem informasi pengendalian

manajemen adalah : rencana dan anggaran, laporan yang terjadwal, laporan khusus,

analisis

situasi masalah, keputusan untuk penelaahan, dan jawaban atas pertanyaan.

15. Sistem Informasi Untuk Perencanaan Strategis

Tujuan perencanaan strategis adalah untuk mengembangkan strategi dimana

suatu organisasi akan mampu mencapai tujuannya. Horison waktu untuk perencanaan

strategis cenderung lama, sehingga perubahan mendasar dalam organisasi bias

diadakan, sebagai contoh :

a. Suatu rantai pertokoan dapat memustuskan untuk mengubah menjadi usaha melalui

pesanan

b. Suatu toko serba ada dengan toko di pusat kota dapat memutuskan untuk

mengubah menjadi suatu toko obral di luar kota. Aktifitas perencanaan strategis

tidak harus terjadi dalam suatu siklus periode seperti kegiatan pengendalian

manajemen. Kegiatan ini memang agak tidak teratur, meskipun beberapa

perencanaan strategis bisa dijadwalkan ke dalam perencanaan tahunan dan siklus

penganggaran.

Beberapa jenis data yang berguna dalam perencanaan strategis menunjukkan ciri data :

a. Prospek ekonomi bagi bidang kegiatan perusahaan dewasa ini.

b. Lingkungan politik dewasa ini dan perkiraan masa mendatang

c. Kemampuan dan prestasi organisasi menurut pasaran, negara, dan sebagainya

(berdasarkan kebijakan dewasa ini).

d. Proyeksi kemampuan dan prestasi masa mendatang menurut pasaran, negara, dan

sebagainya (berdasarkan kebijakan dewasa ini).

e. Prospek bagi industri di daerah lain.

f. Kemampuan saingan dan saham pasar mereka.

g. Peluang bagi karya usaha baru.

h. Alternatif strategi

i. Proyeksi kebutuhan sumber daya bagi alternatif beberapa strategi.

Dukungan sistem informasi untuk perencanaan strategis tidak bisa selengkap seperti bagi pengendalian manajemen dan pengendalian operasional. Namun demikian sistem informasi manajemen dapat memberi bantuan yang cukup pada proses perencanaan strategis, misalnya:

a. Evaluasi kemampuan yang ada didasarkan atas data internal yang ditimbulkan

kebutuhan pengolahan operasional.

b. Proyeksi kemampuan mendatang dapat dikembangkan oleh data masa lampau dan

diproyeksikan ke masa mendatang

c. Data pasar dan persaingan yang mungkin bisa direkam dalam database komputer.

16. SIM Berdasarkan Fungsi Organisasi

Sistem informasi manajemen dapat dianggap sebagai suatu federasi subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi. Masing-masing subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi yntuk membentuk semua proses informasi yang berhubungan dengan fungsinya, walaupun akan menyangkut database, model base dan beberapa program komputer yang biasa untuk setiap subsistem fungsional. Dalam masing-masing subsistem fungsional, terdapat aplikasi untuk proses transaksi, pengendalian operasional, pengendalian manajemen, dan perencanaan strategis.

System informasi manajemen

1. Konsep Dasar Sistem Informasi

Perkembangan sistem informasi manajemen telah menyebabkan terjadinya perubahan yang cukup signifikan dalam pola pengambilan keputusan yang dilakukan oleh manajemen baik pada tingkat operasional (pelaksana teknis) maupun pimpinan pada semua jenjang. Perkembangan ini juga telah menyebabkan perubahan-perubahan peran dari para manajer dalam pengambilan keputusan, mereka dituntut untuk selalu dapat memperoleh informasi yang paling akurat dan terkini yang dapat digunakannya dalam proses pengambilan keputusan. Meningkatnya penggunaan teknologi informasi, khususnya internet, telah membawa setiap orang dapat melaksanakan berbagai aktivitas dengan lebih akurat, berkualitas, dan tepat waktu. Setiap organisasi dapat memanfaatkan internet dan jaringan teknologi informasi untuk menjalankan berbagai aktivitasnya secara elektronis seperti terlihat pada Para manajer di berbagai organisasi juga diharapkan dapat dengan lebih mudah untuk menganalisis kinerjanya secara konstan dan konsisten dengan pemanfaatan teknologi informasi yang tersedia.

Sistem informasi mengandung tiga aktivitas dasar di dalamnya, yaitu: aktivitas masukan (input), pemrosesan (processing), dan keluaran (output). Tiga aktivitas dasar ini menghasilkan informasi yang dibutuhkan organisasi untuk pengambilan keputusan, pengendalian operasi, analisis permasalahan, dan menciptakan produk atau jasa baru. Masukan berperan di dalam pengumpulan bahan mentah (raw data), baik yang diperoleh dari dalam maupun dari lingkungan sekitar organisasi. Pemrosesan berperan untuk mengkonversi bahan mentah menjadi bentuk

yang lebih memiliki arti. Sedangkan, keluaran dimaksudkan untuk men-transfer informasi yang diproses kepada pihak-pihak atau aktivitas-aktivitas yang akan menggunakan. Sistem informasi juga membutuhkan umpan balik (feedback), yaitu untuk dasar evaluasi dan perbaikan di tahap input berikutnya.Sesungguhnya, konsep sistem informasi telah ada sebelum munculnya

komputer.

Sebelum pertengahan abad ke-20, pada masa itu masih digunakan kartu punch, pemakaian komputer terbatas pada aplikasi akuntansi yang kemudian dikenal sebagai sistem informasi akuntansi. Namun demikian para pengguna - khususnya dilingkungan perusahaan masih mengesampingkan kebutuhan informasi bagi para manajer. Aplikasi akuntansi yang berbasis komputer tersebut diberi nama pengolahan data elektronik (PDE). Dalam tahun 1964, komputer generasi baru memperkenalkan prosesor baru yang menggunakan silicon chip circuitry dengan kemampuan pemrosesan yang lebih baik. Untuk mempromosikan generasi komputer tersebut, para produsen memperkenalkan konsep sistem informasi manajemen dengan tujuan utama yaitu aplikasi komputer adalah untuk menghasilkan informasi bagi manajemen. Ketika itu mulai terlihat jelas bahwa komputer mampu mengisi kesenjangan akan alat bantu yang mampu menyediakan informasi manajemen. Konsep SIM ini dengan sangat cepat diterima oleh beberapa perusahaan dan institusi pemerintah dengan skala besar seperti Departemen Keuangan khususnya untuk menangani pengelolaan anggaran, pembiayaan dan penerimaan negara. banyak organisasi mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya beberapa hambatan, misalnya:

* kekurangpahaman para pemakai tentang computer,

* Sistem Informasi Manajemen kekurang pahaman para spesialis bidang informasi tentang bisnis

dan peran manajemen,

* relatif mahalnya harga perangkat komputer,

* serta terlalu berambisinya para pengguna yang terlalu yakin dapat

* membangun sistem informasi secara lengkap sehingga dapat

mendukung semua lapisan manajer.

2. Pengguna Sistem Informasi Manajemen

Sebagai pengguna sistem informasi manajemen, tingkatan manajemen ini dapat diklasifikasikan ke dalam tiga tingkatan,yaitu:

- Manajer tingkat perencanaan stratejik (strategic planning);merupakan manajer tingkat atas,

seperti para jajaran Menteri, para eselon I, di mana keputusan-keputusan yang

dibuatnya berkenaan dengan perencanaan stratejik yang meliputi proses evaluasi lingkunganluar

organisasi, penetapan tujuan organisasi, dan penentuan strategi organisasi.

- Manajer tingkat pengendalian manajemen (management control); yang dikenal juga dengan

istilah manajer tingkat menengah, mempunyai tanggung jawab untuk menjabarkan rencana

stratejik yang sudah ditetapkan ke dalam pelaksanaannya dan meyakinkan bahwa tujuan

organisasi akan tercapai. Termasuk dalam kelompok ini misalnya adalah Pejabat Eselon II,

kepala Kantor Wilayah, Kepala Dinas, dan Eselon III, Kepala Bagian/Bidang.

- Manajer tingkat pengendalian operasi (operational control) merupakan manajer tingkat bawah

misalnya eselon IV dan V, bertanggung jawab melaksanakan rencana yang sudahditetapkan

oleh manajer tingkat menengah, yang terwujud dalam operasi/kegiatan organisasi.

3. Kegunaan / Fungsi Sistem Informasi Manajemen

Supaya informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dapat berguna bagi manajamen, maka analis sistem harus mengetahui kebutuhan-kebutuhan informasi yang dibutuhkannya, yaitu dengan mengetahui kegiatan-kegiatan untuk masing- masing tingkat (level) manajemen dan tipe keputusan yang diambilnya. Berdasarkan pada pengertian-pengertian di atas, maka terlihat bahwa tujuan dibentuknya Sistem Informasi Manajemen atau SIM adalah supaya organisasi memiliki informasi yang bermanfaat dalam pembuatan keputusan manajemen, baik yang meyangkut keputusan-keputusan rutin maupun keputusan-keputusan yang strategis. Sehingga SIM adalah suatu sistem yang menyediakan kepada pengelola organisasi data maupun informasi yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas-tugas organisasi. Beberapa kegunaan/fungsi sistem informasi antara lain adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan aksesibilitas data yang tersaji secara tepat waktu dan akurat bagi para

pemakai, tanpa mengharuskan adanya prantara sistem informasi.

2. Menjamin tersedianya kualitas dan keterampilan dalam memanfaatkan sistem informasi

secara kritis.

3. Mengembangkan proses perencanaan yang efektif.

4. Mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan akan keterampilan pendukung sistem informasi.

5. Menetapkan investasi yang akan diarahkan pada sistem informasi.

6. Mengantisipasi dan memahami konsekuensi-konsekuensi ekonomis dari sistem

informasi dan teknologi baru.

7. Memperbaiki produktivitas dalam aplikasi pengembangan dan pemeliharaan sistem.

8. Organisasi menggunakan sistem informasi untuk mengolah transaksi- transaksi,

mengurangi biaya dan menghasilkan pendapatan sebagai salah satu produk atau

pelayanan mereka.

9. Bank menggunakan sistem informasi untuk mengolah cek-cek nasabah dan membuat

berbagai laporan rekening koran dan transaksi yang terjadi.

10. Perusahaan menggunakan sistem informasi untuk mempertahankan persediaan pada

tingkat paling rendah agar konsisten dengan jenis barang yang tersedia.

11. SIM untuk Pendukung Pengambilan Keputusan

Sebuah sistem keputusan, yaitu model dari sistem dengan mana keputusan

diambil, dapat tertutup atau terbuka. Sebuah sistem keputusan tertutup menganggap

bahwa keputusan dipisah dari masukkan yang tidak diketahui dari lingkungan. Dalam

sistem ini pengambil keputusan dianggap:

a. Mengetahui semua perangkat alternatif dan semua akibat atau hasilnya masing-

masing.

b. Memiliki metode (aturan, hubungan, dan sebagainya) yang memungkinkan dia

membuat urutan kepentingan semua alternatif.

c. Memilih alternatif yang memaksimalkan sesuatu, misalnya laba, volume penjualan,

atau kegunaan.

Konsep sebuah sistem keputusan tertutup jelas menganggap orang rasional yang

secara logis menguji semua alternatif, mengurutkan berdasarkan kepentingan

hasilnya, dan memilih alternatif yang membawa kepada hasil yang

terbaik/maksimal. Model kuantitatif pengambilan keputusan biasanya adalah model

sistem keputusan tertutup.

Sebuah sistem keputusan terbuka memandang keputusan sebagai berada dalam

suatu lingkungan yang rumit dan sebagian tak diketahui. Keputusan dipengaruhi

oleh lingkungan dan pada gilirannya proses keputusan kemudian mempengaruhi

lingkungan. Pengambilan keputusan dianggap tidak harus logis dan sepenuhnya

rasional, tetapi lebih banyak memperlihatkan rasionalitas hanya dalam batas yang

dikemukakan oleh latar belakang, pandangan atas alternatif, kemampuan

menangani suatu model keputusan, dan sebagainya.

12. SIM Berdasarkan Aktivitas/Kegiatan Manajemen

Kegiatan dan proses informasi untuk tiga tingkat adalah saling berhubungan.

Contohnya pengendalian inventaris pada tingkatan operasional bergantung pada

proses yang tepat dari transaksi; pada tingkat dari pengendalian manajemen,

pembuatan keputusan tentang keamanan persediaan dan frekuensi memesan lagi

bergantung pada pembetulan ringkasan dari hasil operasi-operasi; pada tingkat

strategi, hasil dalam operasi-operasi dan pengendalian manajemen yang

dihubungkan pada tujuan-tujuan strategi, saingan tindak tanduk dan sebagainya

untuk mencapai strategi inventaris. Tampaknya terdapat kontras tajam antara ciri-ciri

informasi untuk perencanaan pengendalian dan taktis berada di tengahnya. Tabel 6

menunjukkan perbedaan tujuh macam ciri. Dengan melihat perbedaan ini, sistem

informasi untuk perencanaan strategik tidaklah identik dengan sistem informasi untuk

pengendalian operasional.

13. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Operasional

Pengendalian operasional adalah proses pemantapan agar kegiatan operasional

dilaksanakan secara efektif dan efisien. Pengendalian operasional menggunakan

prosedur dan aturan keputusan yang sudah ditentukan lebih dahulu. Sebagian besar

keputusan bisa diprogramkan.

Pendukung pemrosesan untuk pengendalian operasi terdiri dari :

a. Proses transaksi

b. Proses laporan

c. Proses pemeriksaan

Beberapa contoh di bawah ini menggambarkan jenis dukungan keputusan yang

dapat dibuat dalam sistem pengendalian operasional :

a. Suatu transaksi penarikan kembali sediaan menghasilkan suatu dokumen transaksi.

Pengolahan transaksi juga dapat menyelidiki persediaan yang ada, dan memutuskan

apakah suatu pesanan pembelian sediaan harus diadakan.

b. Suatu pemeriksaan terhadap file pegawai menjelaskan keperluan

untuk suatu posisi. Komputer menyelidiki file pegawai menggunakan program untuk

memilih kandidat secara kasar.

c. Laporan rutin dihasilkan secara periodik. Tetapi suatu aturan keputusan yang

diprogramkan dalam suatu prosedur pengolahan laporan bisa menciptakan laporan

khusus dalam suatu bidang masalah. Contoh : suatu analisis pesanan yang masih

belum dilayani setelah 30 hari. 14. Sistem Informasi Untuk Pengendalian Manajemen

Informasi pengendalian manajemen diperlukan oleh manajer departemen untuk

mengukur pekerjaan, memutuskan tindakan pengendalian, merumuskan aturan

keputusan baru untuk diterapkan personalia operasional, dna mengalokasi sumber

daya.

Proses pengendalian manajemen memerlukan jenis informasi berikut :

1) Pekerjaan yang telah direncanakan (standar, ekspektasi, anggaran, dll)

2) Penyimpangan dari pekerjaan yang telah direncanakan

3) Sebab penyimpangan

4) Analisis keputusan atau arah tindakan yang mungkin

Database untuk pengendalian manajemen terdiri dari dua elemen utama :

(1) database dari operasional, dan (2) rencana, anggaran, standar, dll yang

mendefinisikan perkiraan tentang pelaksanaan, juga beberapa data eksternal seperti perbandingan industri dan indeks biaya.

Proses untuk mendukung keputusan kegiatan pengendalian manajemen adalah sebagai berikut :

1) Model perencanaan dan anggaran

2) Program-program laporan penyimpangan

3) Model-model analisis masalah

4) Model-model keputusan

5) Model-model pemeriksaan/pertanyaan Keluaran dari sistem informasi pengendalian

manajemen adalah : rencana dan anggaran, laporan yang terjadwal, laporan khusus,

analisis

situasi masalah, keputusan untuk penelaahan, dan jawaban atas pertanyaan.

15. Sistem Informasi Untuk Perencanaan Strategis

Tujuan perencanaan strategis adalah untuk mengembangkan strategi dimana

suatu organisasi akan mampu mencapai tujuannya. Horison waktu untuk perencanaan

strategis cenderung lama, sehingga perubahan mendasar dalam organisasi bias

diadakan, sebagai contoh :

a. Suatu rantai pertokoan dapat memustuskan untuk mengubah menjadi usaha melalui

pesanan

b. Suatu toko serba ada dengan toko di pusat kota dapat memutuskan untuk

mengubah menjadi suatu toko obral di luar kota. Aktifitas perencanaan strategis

tidak harus terjadi dalam suatu siklus periode seperti kegiatan pengendalian

manajemen. Kegiatan ini memang agak tidak teratur, meskipun beberapa

perencanaan strategis bisa dijadwalkan ke dalam perencanaan tahunan dan siklus

penganggaran.

Beberapa jenis data yang berguna dalam perencanaan strategis menunjukkan ciri data :

a. Prospek ekonomi bagi bidang kegiatan perusahaan dewasa ini.

b. Lingkungan politik dewasa ini dan perkiraan masa mendatang

c. Kemampuan dan prestasi organisasi menurut pasaran, negara, dan sebagainya

(berdasarkan kebijakan dewasa ini).

d. Proyeksi kemampuan dan prestasi masa mendatang menurut pasaran, negara, dan

sebagainya (berdasarkan kebijakan dewasa ini).

e. Prospek bagi industri di daerah lain.

f. Kemampuan saingan dan saham pasar mereka.

g. Peluang bagi karya usaha baru.

h. Alternatif strategi

i. Proyeksi kebutuhan sumber daya bagi alternatif beberapa strategi.

Dukungan sistem informasi untuk perencanaan strategis tidak bisa selengkap seperti bagi pengendalian manajemen dan pengendalian operasional. Namun demikian sistem informasi manajemen dapat memberi bantuan yang cukup pada proses perencanaan strategis, misalnya:

a. Evaluasi kemampuan yang ada didasarkan atas data internal yang ditimbulkan

kebutuhan pengolahan operasional.

b. Proyeksi kemampuan mendatang dapat dikembangkan oleh data masa lampau dan

diproyeksikan ke masa mendatang

c. Data pasar dan persaingan yang mungkin bisa direkam dalam database komputer.

16. SIM Berdasarkan Fungsi Organisasi

Sistem informasi manajemen dapat dianggap sebagai suatu federasi subsistem yang didasarkan atas fungsi yang dilaksanakan dalam suatu organisasi. Masing-masing subsistem membutuhkan aplikasi-aplikasi yntuk membentuk semua proses informasi yang berhubungan dengan fungsinya, walaupun akan menyangkut database, model base dan beberapa program komputer yang biasa untuk setiap subsistem fungsional. Dalam masing-masing subsistem fungsional, terdapat aplikasi untuk proses transaksi, pengendalian operasional, pengendalian manajemen, dan perencanaan strategis.